Mata Kuliah : Leadership Pembelajaran
Dosen :
Drs. H. Hartono, MM
Di suatu sekolah dasar negeri ada 2
orang guru dengan usia 52 tahun. Yang satu laki-laki dengan fisik yang kurang
sempurna, di bagian penglihatannya tidak begitu jelas. Guru ini tidak disiplin
karena sering tidak hadir / tidak melaksanakan tugas tanpa alasan bahkan sampai
hitungan bulan. Yang satu lagi guru perempuan sering datang terlambat dengan
kondisi jika diajak berkomunikasi sering
tidak nyambung, dalam melaksanakan tugasnya termasuk dalam pembuatan
administrasinya, sehingga setiap tahun ada saja kelas yang menjadi korban
karena diajar oleh guru tersebut.
Bagaimana solusi anda sebagai pemimpin
pembelajaran apabila kasus tersebut terjadi di sekolah anda?
Penyebab guru tidak disiplin ada 2, karena
sistem/peraturan yg lemah dan karena karakter/sifat pada diri guru tersebut :
Karena sistem, misalnya :
1)
adanya waktu toleransi guru boleh terlambat selama 5
menit.
2)
adanya toleransi absen tidak terbatas bagi guru yg
minta izin atau cuti,
3)
adanya pengecualian bagi guru senior.
Karena Karakter/sifat, misalnya :
1)
Terlalu sering sakit, sehingga datang terlambat alasan
sakit bahkan tidak bisa mengajar alasan sakit, padahal cuma sakit ringan (
tidak enak badan, sakit kepala dll).
2)
Mengutamakan pekerjaan diluar kegiatan sekolah,
sehingga enggan mendapat tugas sekolah seperti, mengawas ujian, membuat soal
ulangan, ekstrakurikulir dll.
Untuk memcahkan masalah ini, maka dilakukanlah
tindakan sebagai berikut
1.
Menghapus aturan rumah tangga yang memberikan
toleransi 5 menit boleh terlambat, menjadi 15 menit guru wajib datang sebelum
jam masuk.
2.
Mengaudit absen secara rutin dan tidak memberi izin
atau cuti bagi guru, kecuali sesuai dengan waktu yang dibutuhkannya, seminimal
mungkin.
3.
Bersikap tegas kepada semua guru, artinya tidak pilih
kasih, tua dan muda, jauh dan dekat, karena guru semua profesional dan memiliki
transportasi yg canggih.
4.
Menyediakan dan mengaktifkan kotak obat, UKS dan
dokter sekolah secara rutin, untuk melayani guru-guru dan siswa yg bermasalah
dengan kesehatannya.
5.
Memberi teguran dan tindakan tegas, kepada guru yang
aktif diluar dan tidak beres urusan sekolah, karena dikuatirkan menghambat
program, menimbulkan kecemburuan, merusak wibawa kepala sekolah dll.
Menurut Daryanto (2006: 82-3),
fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah berarti kepala sekolah dalam
kegiatan memimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai
berikut:
pertama ,
perencanaan (planning ). Perencanaan pada dasarnya menjawab
pertanyaan apa yang harus dilakukan,bagaimana melakukannya, dimana
dilakukannya, oleh siapa dan kapan dil-akukan. Kegiatan-kegiatan sekolah harus
direncanakan oleh kepala sekolah,hasilnya berupa rencana tahunan sekolah yang
akan berlaku pada tahun ajaranberikutnya. Rencana tahunan tersebut kemudian
dijabarkan ke dalam programtahunan sekolah
yang biasanya dibagi ke dalam dua program semester. Kedua, pengorganisasian (organizing ). Kepala
sekolah sebagai pemimpinbertugas untuk menjadikan kegiatan-kegiatan sekolah
berjalan dengan lancer,sehingga tujuan sekolah dapat tercapai. Kepala sekolah
perlu mengadakanpembagian kerja yang jelas bagi guru-guru (dan staf)
yang menjadi anakbuahnya. Dengan pembagian
kerja yang baik, pelimpahan wewenang dantanggung jawab yang tepat serta
mengingat prinsip-prinsip pengorganisasiankiranya
kegiatan sekolah akan berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai. Ketiga, pengarahan (directing ). Pengarahan adalah
kegiatan membimbinganak buah dengan jalan memberi perintah (komando), memberi
petunjuk, men-dorong semangat kerja, menegakkan disiplin, dan memberikan
berbagai usahalainnya agar mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang
ditetapkandalam petunjuk, peraturan atau pedoman yang telah ditetapkan.Keempat, pengkoordinasian (coordinating ). Pengkoordinasian
adalahkegiatan menghubungkan orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin
kesatu-an atau keselarasan keputusan, kebijaksanaan, tindakan, langkah,
sikap sertatercegah dari timbulnya pertentangan, kekacauan, kekembaran
(duplikasi), dankekosongan tindakan. Kelima, pengawasan (controlling ). Pengawasan adalah tindakan ataukegiatan usaha
agar pelaksanaan pekerjaan serta hasil kerja sesuai denganrencana,
perintah, petunjuk atau ketentuan-ketentuan lainnya yang telah
ditetap-kan.Menurut Bacal (2002: ix-x), banyak manajer memfokuskan diri pada
hal-hal yang salah. Bukannya berfokus pada perencanaan, mereka malah berfokuspada evaluasi. Mereka memfokuskan diri pada
percakapan satu arah (manajer kepada
karyawan) dan bukan pada dialog. Mereka berfokus pada formulir yang dituntut
dan bukan pada komunikasi yang dibutuhkan semua orang untuk sukses. Mereka berfokus pada masa lalu dan bukan
pada masa kini dan masadepan. Mereka memfokuskan diri pada menyalahkan
dan bukan pada memeca-hkan masalah. Akibatnya, apa yang seharusnya merupakan
upaya kooperatif antara manajer dan karyawan yang bekerja sama sebagai
tim, berubah menjadiproses kaku dan penuh
tekanan yang ingin dihindari oleh kedua belah pihak. Atau, menjadi
kejar-kejaran yang tak berarti yang hanya menghasilkan waktu dantenaga.Dalam satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki
dua jabatan pentinguntuk bisa menjamin kelangsungan proses pendidikan
sebagaimana telahdigariskan oleh peranturan perundang-undangan.
Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah secara keseluruhan. Kedua, kepala sekolah adalah pemimpin formal
pendidikan di sekolahnya (Anwar, 2003: 75). Sebagai pengelola pendidikan,
berarti kepala sekolah bertanggungjawab terhadap keberhasilan penyelenggaraan
kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan administrasi sekolah dengan
seluruh substansinya. Disamping itu kepala
sekolah bertanggung jawab terhadap kualitas sumber daya manusia yang ada
agar mereka mampu menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karena itu,sebagai pengelola, kepala sekolah memiliki tugas
untuk mengembangkan kinerja para personal (terutama para guru) ke arah
profesionalisme yang diharapkan. Sebagai pemimpin formal, kepala sekolah
bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya menggerakkan
para bawahan kearah pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini kepala sekolah bertugas melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan,
baik fungsi yangberhubungan dengan
pencapaian tujuan pendidikan maupun penciptaan iklim sekolah yang
kondusif bagi terlaksananya proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien. Dalam Bacal (2002: ix), komunikasi antara seorang manajer dan karyawannya merupakan sesuatu yang penting untuk
meningkatkan produktivitas, meningkatkan semangat dan motivasi staf,
serta memungkinkan koordinasi diantara pekerjaan masing-masing karyawan agar
dapat memberikan kontribusi kepada
pencapaian sasaran perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar